Drone laut misterius di Selayar, Sulawesi Selatan, yang ditemukan nelayan merupakan alat bernama Seaglider. Kata TNI AL, alat ini bisa digunakan untuk keperluan industri maupun militer.
“Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, Ancol, Jakarta Utara, Senin (04/01/2021).
Data yang diperoleh seaglider yang menyelam di lautan berupa data oseanografi. Data itu bisa diakses secara jarak jauh.
“Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data,” kata Yudo Margono.
Dunia industri pertambangan biasa menggunakan alat ini untuk keperluan pengeboran. Dunia industri perikanan menggunakan alat semacam ini untuk mencari ikan.
“Ini bisa digunakan untuk data-data militer ataupun untuk keperluan industri,” kata dia.
Seaglider yang sebelumnya juga populer disebut sebagai drone bawah laut itu ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan. Benda itu ditemukan oleh nelayan Desa Majapahit, Pasimarannu, Selayar, bernama Saeruddin (60) saat memancing di lautan.
Sepekan tersimpan, benda tersebut dievakuasi ke Markas Komando Rayon Militer (Koramil) Pasimarannu pada Sabtu (26/12). TNI memutuskan mengangkut drone tersebut dari rumah Saeruddin untuk mencegah hal tak diinginkan
Belum diketahui seaglider yang ditemukan di Laut Selayar, Sulawesi Selatan, milik negara siapa. Tetapi, TNI AL memaparkan sejumlah negara yang bisa memproduksi seaglider.
“Banyak yang sudah buat ini. AS ada, Prancis bisa, China bisa, Kanada, Jepang,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Jakarta, Senin (04/01/2021).
Meski demikian, TNI AL enggan berandai-andai mengenai kepemilikan dari seaglider itu. Pasalnya, tidak ada keterangan sedikit pun yang tertulis di badan seaglider tersebut.
“Nanti akan kita cek dulu. Kita nggak berani menyampaikan ini milik siapa karena datanya nggak ada sama sekali, minimal ada sedikit saja tulisan bisa kita sampaikan. Karena tidak ada tulisan sama sekali, karena dari awal saya sudah tanya, apakah ada tulisan? Nggak ada. Makanya nanti setelah kita bongkar ini ketahuan miliknya siapa,” ujar Yudo.
TNI AL memastikan kalau seaglider itu bukan milik Indonesia. Saat ini Indonesia tidak memiliki seaglider, hanya argo float.
“Kalau kita tidak punya. Kemungkinan bukan Indonesia,” ujar Yudo.
Seperti diketahui, temuan seaglider yang awalnya diduga ‘drone’ di Laut Selayar, masih misterius lantaran tidak ada negara lain yang mengklaim kepemilikan seaglider tersebut. Untuk itu, TNI AL akan melapor kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
“Sampai saat ini juga tidak ada negara yang mengklaim ini punya siapa. Sehingga nanti akan kami laporkan melalui Kemlu untuk penemuan ini,” ujar Yudo.
Laksamana Yudo mengatakan TNI AL belum mengkomunikasikan dengan negara lain soal temuan seaglider misterius ini. Tetapi, ia meyakini negara pemilik benda ini sudah tahu informasi penemuan seaglider dari pemberitaan.
“Belum kita komunikasikan (dengan negara lain) ya. Tapi kemarin dari publikasi media, saya yakin negara lain sudah tahu itu punya siapa, dan sebagainya. Pasti sudah nyampe ke negara yang memiliki peralatan seperti ini,” ucap Yudo.
Yudo menerangkan TNI AL akan menunggu negara mana yang mengklaim seaglider tersebut. Tetapi, kata Yudo, temuan seaglider di Laut Selayar menjadi tanggung jawab TNI AL karena berada di wilayah perairan Indonesia.
“Tentunya nanti kita tunggu, apakah ada melalui Kemlu yang mengklaim ini. Tapi karena ini berada dan kita temukan di perairan teritorial kita, sehingga menjadi tanggungjawab kita. Atau kita kembangkan untuk riset atau kita hancurkan, ini kewenangannya kita karena berada di laut teritorial kita,” jelasnya